Download Aplikasi Pemulihan File Penting DOWNLOAD ❤

Pencarian Cepat 💡

5 Cara Mengatasi Low Value Content Google Adsense yang Sudah Terbukti

Low value content Google Adsense merupakan salah satu masalah paling umum yang sering kita alami. Pasalnya, alasan tersebut tidak deskriptif dan hanya menjelaskan informasi secara general. Pemilik website tidak tahu mana konten yang memenuhi standar kualitas dan mana yang tidak.

Anda tidak perlu khawatir, sebab Anda bukanlah satu-satunya orang yang mengalami masalah tersebut saat pengajuan website ke Google Adsense. Sebagaimana kita tahu, dan ini menjadi dasar dalam membuat konten bahwa, Google hanya ingin menampilkan sesuatu yang bermanfaat.

Banyak sekali orang yang mengalami masalah serupa, kebanyakan karena terlalu buru-buru mendaftar. Padahal, website yang mestinya memberi sesuatu yang bermanfaat tersebut, belum sepenuhnya siap untuk dikunjungi.

Misalnya masih ada menu di website yang kosong, keterangan tidak jelas, kurangnya elemen multimedia, dan sebagainya. Google memiliki penilaian tersendiri, yaitu dari algoritma yang semakin ke sini mengalami pembaruan terus-menerus.

Solusi Low Value Content Google Adsense Berdasarkan Diskusi Resmi

Langkah pertama yang bisa Anda usahakan sebelum mengajukan sebagai publisher iklan Google adalah menggunakan tools low value content checker. Ada banyak website online dan gratis yang bisa Anda gunakan.

Berdasarkan diskusi dari masyarakat dunia di support.google.com, Saya telah merangkum cara agar website Anda mendapat peningkatan konten di mata Google. Setidaknya ada 5 cara mengatasi low value content Google Adsense, berikut daftar dan penjelasannya.

1. Pastikan Website Memiliki Konten Relevan dan Bermanfaat

Cara mengatasi low value content Google Adsense yang pertama dengan memastikan bahwa website memiliki konten relevan dan bermanfaat. Dua hal yang tidak boleh Anda pisahkan dalam setiap konten website secara keseluruhan.

Cek kembali apakah konten yang sudah publish relevan untuk pembaca? Ini dapat dilihat dari niche website yang Anda ambil. Misalnya, Anda mengambil niche hobi dan micro niche memancing. Jadi, pastikan konten landasan (artikel pilar) berkaitan dengan niche tersebut.

Kemudian, cek juga apakah konten yang Anda bagikan memberi manfaat kepada pembaca. Untuk indikator mengetahui hal ini sebenarnya tidak bisa instan, Anda perlu memiliki organic traffic terlebih dulu.

Website yang sudah mempunyai organic traffic dapat dengan mudah mengabaikan konten relevan dan bermanfaat. Serta tetap memperoleh reputasi konten berkualitas dari Google. Sedikit paradoks ya, namun begitulah kenyataan algoritma bekerja.

2. Meningkatkan Kualitas Konten dengan Menambah Elemen Tertentu

Jika website Anda tergolong fresh atau baru dan belum mempunyai pengunjung organik dari pencarian Google. Alangkah bijak meningkatkan elemen multimedia tertentu agar mendapat reputasi artikel berkualitas dari Google.

Umumnya, website baru lebih mudah mendapat kepercayaan dari Google jika memiliki elemen beberapa elemen berikut ini di artikelnya.

a) Informasi

Pastikan informasi masih relevan, tidak ketinggalan zaman (basi), dan bermanfaat bagi pengunjung. Elemen mengatasi low value content berkaitan dengan informasi, baik dalam artikel maupun di luarnya, yang berkualitas serta banyak peminatnya.

b) Gambar

Kalau biasanya Anda hanya memasang 1 gambar pada 1 artikel, cobalah untuk memberi beberapa sekaligus. Gambar merupakan elemen visual yang disukai oleh Google, apalagi kalau gambar itu memiliki daya tarik untuk mengundang organic traffic seperti halnya infografik.

c) Video

Jika memungkinkan, Anda dapat mengunggah video atau embed video YouTube supaya tidak memakan terlalu banyak ruang penyimpanan. Pastikan video yang Anda pasang (embed) tersebut sesuai dengan pembahasan artikel.

Elemen multimedia lain yang mendukung pembahasan artikel meningkatkan citra konten Anda di mata Google. Hal tersebut sebagai solusi untuk mengatasi low value content Google Adsense bagi website fresh atau baru.

Faktanya, website berita yang memiliki reputasi dan authority luar biasa, tetap menggunakan berbagai elemen multimedia sebagai penunjang konten artikel berita. Anda tidak akan menemui website berita yang hanya berisi teks, khususnya di Indonesia.

3. Hapus Konten Tidak Relevan Bukan Tindakan Buruk

Mengalami low value content lebih baik fokus pada kualitas terlebih dulu alih-alih kuantitas. Menghapus artikel yang tidak berkualitas, rasa-rasanya memang sayang. Namun, tindakan ini bisa menjadi alternatif untuk mengatasi masalah yang Anda alami.

Setelah melakukan penghapusan dan memperbaiki kualitas konten, jangan langsung mengajukan website ke Google Adsense. Anda perlu mengindex ulang website ke Google Search Console (GSC). Reindex tindakan yang sangat penting, agar perubahan baru terbaca oleh Google.

4. Jangan Sekali-Kali Publish Konten yang Dibuat Otomatis

Gencarnya teknologi AI dalam segala hal merupakan pedang bermata dua: satu sisi bisa membantu, sisi lainnya bisa menghancurkan. Menggunakan AI untuk menulis artikel memang sangat mudah, namun ternyata Google mempunya teknologi untuk mendeteksi tulisan tersebut buatan AI atau manusia.

Tulisan yang dibuat untuk manusia, harusnya memang ditulis oleh manusia pula. Robot seperti ChatGPT bisa membantu dalam hal lain, misalnya menemukan ide untuk topik pembahasan tertentu. Jangan sekali-kali publish konten artikel di website Anda yang dibuat otomatis oleh robot!

5. Pantau Website secara Rutin dan Berkala

Setelah melakukan perbaikan di atas, pantau website Anda secara rutin dan berkala. Terutama yang berkaitan dengan kebijakan Google Adsense (PENCET SAYA), jangan sampai melanggar salah satunya.

Cara mengatasi low value content Google Adsense sebenarnya cukup mudah. Pada intinya, fokuslah pada artikel yang bermanfaat dan membantu pembaca. Setelah memperbaiki konten, lakukan index ulang sebelum melakukan pengajuan.

Mungkin ketidaksempurnaan kita yang membuat kita begitu sempurna satu sama lain.Cinta adalah ruang dan waktu yang diukur oleh hati.Cinta terdiri dari satu jiwa yang menghuni dua tubuh.Kamu mungkin me…

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.